Selasa, 17 Juli 2018

REMBUG WARGA DESA TAK BEROLEH KATA SEPAKAT

(fotto M. Robi)
Bharindo Jember; Musyawarah atau rembug warga desa puger wetan dan puger kulon dg pt Imasco Asiatik pada hari senin tgl 16 juli 2018 yg di lokasi proyek pembuatan irigasi tidak menghasilkan kesepakatan apapun.Warga desa puger kulon dan puger wetan merasa sangat tersinggung terhadap PT Imasco karena akan memindahkan saluran irigasi sekunder tanpa pemberitahuan dan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga desa puger kab jember. 

Warga desa menolak pemindahan saluran irigasi sekunder, warga mengkhawatirkan suatu saat terjadi longsor maka irigasi akan tersumbat dan mengakibatkan banjir ke lahan pertanian warga di saat musim hujan karena saluran irigasi yg akan di pindah saat ini sangat berdekatan tepatnya di bawah gunung kapur.PT I masco Asiatik adalah perusahaan milik china yg akan membangun pabrik semen di daerah puger kab jember. Warga desa tidak menolak adanya pembangunan pabrik semen tersebut hanya warga tidak setuju dan menolak pemindahan saluran irigasi sekunder yg selama ini di gunakan warga untuk mengairi lahan pertanian mereka.

Acara musyawarah yg hadiri oleh Danramil puger, perwakilan dari Kapolsek puger, perwakilan dari kecamatan puger, perwakilan dari pemerintahan desa puger kulon dan puger wetan juga di hadiri, perwakilan dari PT Imasco juga di hadiri oleh anggota DPRD komisi C kab jember bapak Siswono. Sedangkan juru bicara yg mewakili warga yaitu bapak Nurdianto sekaligus sebagai ketua kelompok tani dan BPD desa Puger Kulon.

Sedangkan pihak PT Imasco sendiri tidak bisa memberikan keputusan terkait tuntutan warga desa karena PT Imasco harus mengadakan musyawarah dulu dengan pimpinan perusahaan sehingga perwakilan PT Imasco meminta penangguhan kepada warga sampai hari jumat tgl 21 juli 2018, tetapi warga hanya memberikan waktu hanya dua hari saja kepada PT Imasco untuk mengambil keputusan.
 Suasana rembug desa puger wetan dan puger kulon (fotto M. Robbi)


Sebelum pembangunan irigasi tersebut warga telah meminta kepada pemerintah setempat dan PT Imasco untuk mengadakan musyawarah dan sosialisasi kepada warga setempat namun pemerintah setempat selalu mengulur~ulur waktu dengan alasan banyak pekerjaan, sedangkan PT Imasco sendiri sangat sulit untuk di temui warga,akhirnya warga marah karena saluran irigasi ini tetap akan di pindah. (m.robbi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar